Angka Pernikahan Anak di Sulsel Mengalami Penurunan

MAKASSAR, RAZFM – United States Agency Inyernasional Development (USAID) Erat, semakin memperkuat sinkronisasi dan kolaborasi, agar mampu mencegah laju pernikahan anak.

Sinta, Koordinator USAID Erat, mengatakan, pihaknya tengah berkolaborasi DP3A Dalduk KB Sulsel untuk menyukseskan program ini. Mereka berupaya mencapai beberapa tujuan utama, yakni keselarasan kebijakan nasional dan daerah yang baik juga peningkatan kinerja layanan dan alokasi penggunaan anggaran.

“Kami mendorong intervensi dari pemerintah daerah merespons fenomena perkawinan anak, dengan penguatan pemberian dispensasi dan ketentuan peraturan daerah tentang pencegahan perkawinan anak, ‘ ujar Sinta.

Sementara Kepala DP3A Dalduk KB Sulsel, Andu Mirna memaparkan, Forum anak punya peran dan dilibatkannya dalam program, mulau dari musrembang desa, kecamatan, kabupaten sampai ke provinsi.

“Hak-hak apa yang harus dipenuhi, mulau dari perencanaan mereka harus dilibatkan dan disiapkan oleh pemerintah, penurunan kasus pernikahan anak bersifat fluktuatif, makanya harus dipetakan hingga ke dasar pemerintah di desa, “ujar Mirna.

Selain itu, perlu ada komitme perangkat pemerintah daerah setempat untuk mencegah pernikahan anak.

“RT/RW akan jadi corong juga untuk pencegahan kekerasan seksual dan pernikahan anak, mereka perlu diedukasi, kita monitoring setelah di bimtek.

Di Sulsel angka pernikahan anak terus mengalami penurunan ke angka 9,25 persen , sementara pada 2021, mengalami penurunan sebesar 2 persen dari tahun sebelumnya. Namun angkanya masih di atas dari angka nasional yaitu 9,23 persen pada 2021.

Beberapa kabupaten seperti Wajo, Sidrap, Pinrang dan soppeng yang paling rentan menuai kasus.

USAID Erat, akan melakukan intervensi sinkronisasi di Sulsel untuk pencegahan pernikahan anak dengan dukungan dokumen kebijakan perencanaan dan pengggaran daerah di provinsi. Sedangkan di Makassar akan ada semacam penyusunan road map/RAD dan Advokasi regulasi perwali Strada/ road map.
(RB)