Residu Sampah Bukit Baruga Hanya 13 Persen

MAKASSAR, RADIOALMARKAZ.CO.ID — Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) resmi menjalin kerja sama dengan PT Baruga Asrinusa Development dalam pengelolaan sampah kawasan Bukit Baruga.
Kolaborasi ini digadang-gadang mampu memangkas jumlah residu sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi hanya 13 persen.
Kepala DLH Makassar, Helmy Budiman, mengungkapkan bahwa kawasan Bukit Baruga yang dihuni sekitar 840 kepala keluarga (KK) kini memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) untuk mengelola sekitar 75 ton sampah per bulan.
“Harapannya setelah dikelola mandiri, kami juga memberikan insentif berupa pemotongan iuran sampah. Jadi, berapa ton sampah yang mereka kelola, itu juga yang akan kita konversi menjadi pengurangan biaya retribusi kepada Baruga selaku pengelola,” jelas Helmy saat ditemui di Balai Kota Makassar.
Berdasarkan simulasi DLH, pengelolaan mandiri ini mampu menangani sekitar 87 persen sampah di tingkat kawasan, hanya menyisakan residu 13 persen yang benar-benar harus dibuang ke TPA.
Helmy berharap model ini bisa diadopsi oleh kawasan lain di Makassar untuk mengurangi beban TPA yang kian berat.
Sementara itu, Direktur Utama PT Baruga Asrinusa Development, Ricky Theodores, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
Ia menyebutkan pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri dengan melibatkan warga sejak dari proses pemilahan di rumah.
“Sampah yang bisa diolah akan dikelola di TPS3R, sedangkan residu yang tidak bisa dimanfaatkan baru dibawa ke TPA. Dengan pola ini, kita bisa kurangi dampak lingkungan secara signifikan,” ujarnya.
Ricky juga menambahkan bahwa setelah penandatanganan kerja sama ini, pihaknya bersama DLH akan membentuk tim teknis untuk mendampingi proses implementasi.
Targetnya, sistem pengelolaan mandiri ini sudah berjalan optimal pada Oktober 2025.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah berbasis kawasan di Kota Makassar yang tidak hanya menekan volume sampah, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. (RB)