Dinkes Sulsel Integrasikan Program HIV Dengan Hepatitis C

 Dinkes Sulsel Integrasikan Program HIV Dengan Hepatitis C

MAKASSAR, RAZFM – Dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan akan mengintegrasikan progam Penanggulangan HIV dan Hepatitis C.

Program ini dicanangkan karena target sasaran HIV dan Hepatitis C sama dengan menyasar populasi kunci serta diharapkan bisa mendeteksi penyakit secara dini.

Risma Malasari selaku Pengelola Hepatitis Sulsel mengatakan program Hepatitis ini sudah berjalan sejak tahun 2017, namun baru saat ini terintegrasi dengan program penanggulangan HIV.

“Program Hepatitis C dari kementerian kesehatan sendiri melalui rencana aksi nasional itu harusnya sudah bergerak dan terintegrasi dengan program HIV dimana sasarannha itu sama,” ungkap Risma di sela kegiatan pertemuan Koordinasi yang diadakan YPKDS Sulsel, Rabu (14/06).

Dirinya menuturkan target dari kementerian kesehatan tahun 2023, temuan kasus harus mencapai 85 persen termasuk orang yang terkena HIV.

“Jadi kita ditarget 85 persen 2023 semua populasi kunci harus terutama orang dengan HIV itu harus diperiksa Hepatitis C nya,” tukasnya.

Risma menambahkan capaian Program Hepatitis C provinsi Sulsel terbilang masih rendah dibandingkan provinsi lain sehingga diharapkan melalui program Hepatitis C terintegrasi dengan Program HIV dapat meningkatkan temuan kasus.

Rendahnya capian itu disebabkan karena screening belum dilakukan.

“Masih rendah, jadi ini salah satunya kita akan gerakkan bagaimana kita untuk mencapai target itu melalui sosialisasi program deteksi dini untuk Hepatitis C pada populasi kunci,” kata Risma.

Ia menerangkan kedepannya sebagai langkah awal program, Dinas kesehatan Sulsel bersama Dinas kesehatan Makassar akan menunjuk satu puskesmas di Makassar sebagai pilot project fasilitas kesehatan Hepatitis C.

“Untuk kota Makassar sendiri kami akan mulai menunjuk beberapa layanan sebagai pilot project pelaksanaan deteksi dini Hepatitis C tapi khusus untuk Sulawesi Selatan sudah ada beberapa kabupaten kota yang puskesmas PDPnya itu sudah bisa melakukan screening Hepatitis C,” imbuhnya.

Risma menjelaskan penularan Hopatitis C sama dengan HIV sehingga program dilihat bisa sejalan.

“Penularannya kontak seksual dengan cairan tubuh, sama halnya dengan penyebaran Virus HIV,” bebernya.

“Makanya ada program HIV terintegrasi dengan Hepatitis C,” singkatnya.

Diketahui gejala Hepatitis didapatkan dari Beberapa kasus terjadi pembesaran hati, lien dan tanda adanya penyakit hati menahun seperti eritema palmaris, spider nevi, penurunan albumin.

Pada umumnya hepatitis C juga tidak menimbulkan gejala , hanya 20-30% saja yang menimbulkan gejala hepatitis akut 7-8 minggu setelah paparan, seperti mual, malaise, kulit kuning.

Metode penyembuhannya bernama Direct acting antiviral (DAA) sebagai pengobatan utama Hepatitis C saat ini. (SB)

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *